Rabu, 26 November 2014

Tulisan 2 : Penderitaan & Perjuangan

                                                     Penderitaan mendatangkan kebaikan


           Saat itu disuatu malam yang indah tampaklah seorang anak muda yang bernama Leo . Dia tampak sedih dan tidak berdaya. Mengapa tidak? Karena setiap ia melangkah , ia mendapat ejekan dari setiap orang yang lewat didepannya. Ternyata Leo ini menderita penyakit sindroma kulit melepuh dimana ia memiliki kulit yang terkelupas seperti kulit yang habis terbakar. Penyakit ini tidak memiliki obat untuk menghilangkan kulit terbakar tersebut. Walaupun ada, itu cuma untuk sesaat saja.

"Hey, kulitmu kenapa itu? kaya zombie saja", ejek orang yang disampingnya. Namun Leo ini memiliki keistimewaan tersendiri yaitu dia membalas dengan senyuman ejekan tersebut.

Namun dibalik senyuman tersebut ada sebuah penyesalan dalam dirinya. "Kalo tau gini, aku mendingan ga usah hidup sekalian", ujar dalam hati Leo. Ia hendak pulang untuk mencari sebuah ketenangan dan akhirnya ia menghampiri seorang kakek tua yang ia kenal sejak lama.
"Kek, mengapa yah orang-orang selalu mengejekku?", tanya Leo.

"Leo kamu harus bersyukur apa yang kamu alami ini,", sahut kakek itu.

"Aku sudah bersyukur tapi orang-orang suka membuatku sakit hati", sahut Leo.

"Selain bersyukur , kamu juga harus memaafkan orang yang telah menyakiti kamu", kakek membalasnya.

"Tapi kek, aku sudah tidak memiliki apa-apa didunia ini.", balas Leo.

"Kembangkanlah seluruh potensi yang kamu punya dan kerjakan tanggung jawabmu. Jika kamu ingin menjadi besar, rendahkanlah dirimu. Rendahkan diri disini artinya tidak memiliki kebanggaan apapun atas hidup ini", tambah si kakek.
"Jika kamu sudah sukses , jangan memiliki kebanggaan hidup atas apa yang kamu punya namun rendahkanlah dirimu dan janganlah lupa untuk berdoa kepada Tuhan.", nasihat si kakek.

"Iya kek aku menyesal", jawab Leo tanpa membantah.

       Suatu ketika Leo ingin melanjutkan studinya ke jenjan g perkuliahan. Namun ia tidak memiliki biaya. Tanpa banyak pikiran ia langsung berniat untuk berjualan sebuah gado-gado karena sebelumnya ia pernah buat gado-gado untuk ibunya dan ibunya berkata enak.
       Pertama, kiosnya hanya kecil namun ia tidak menyerah. Kemudian datanglah satu orang dan berkata  :
"Mas, baru jualan ya? Emang yakin jualannya laku? Namun Leo tidak menghiraukannya. Keesokan harinya masih tidak ada yang membeli bahkan banyak yang mengejek ketika melewati kios Leo.
Dan suatu ketika datanglah ibu-ibu yang ingin membeli gado-gado nya dan ibu tersebut berkata "Wah, enak sekali gado-gadomu nak."

"Iya bu makasih, sering mampir kesini bu", sahut Leo dengan wajah tersenyum.

"Ibu sangat kagum sama kamu nak, kamu memiliki semangat hidup yang tinggi walaupun banyak orang telah mencaci-maki kamu", kata ibu tersebut.

"Iya bu , aku tidak menyesal apa yang aku alami selama ini tapi saya malah bersyukur saya diberikan kesempatan hidup di dunia ini" , sahut Leo dengan mengingat perkataan si kakek.

(Ibu tersebut sangat terharu dengan apa yang dikatakan Leo)

     Suatu ketika ibu yang sering membeli gado-gado Leo hendak ingin memberitahukan kepada warga sekitar bahwa gado-gado yang dibuatnya enak. Lalu warga hendak berbondong-bondong untuk ingin mencicipinya. Perlahan dem perlahan akhirnya gado-gadonya laris manis dan akhirnya Leo sampai membuka cabang banyak. Ternyata Leo telah banyak menginspirasi banyak orang dengan semangat juangnya dalam hidup didunia ini.

      Di sela-sela waktu, Leo tidak lupa berdoa seperti yang dikatakan kakek tersebut. Didalam doa tersebut ia berkata "Ya Tuhan, hendaknya apa yang kudapatkan selama ini tidak menjadi kesombongan dalam hidupku dan ajarkanlah aku untuk rendah hati. Leo tidak lupa terhadap pesan kakek.

     Setelah itu Leo melanjutkan kuliahnya sampai mencapai gelar S2 di Jepang. Berkat kegigihan pria tersebut ia mendapatkan apa yang ia inginkan selama ini, namun tidak hanya itu ia telah menjadi berkat terhadap orang lain dan telah menginspirasi banyak orang. Setelah itu ia hendak untuk mengunjungi kakek yang pernah menasihati dia namun sayang, beliau sudah tiada. Ia sangat ingin berterimakasih kepada sang kakek yang telah menginspirasinya. Dia sadar bahwa lewat satu orang bisa menjadi panutan maka akan berdampak besar kepada banyak orang

Karya : Eben Haezer Sianturi
    

0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Laman gunadarma

Pages

Total Pageviews

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts