Latar Belakang Ketahanan Nasional
Sejak kemerdekaan Indonesia pada proklamasi 17 agustus 1945 ,
kehidupan bangsa indonesia tidak luput dari tidak luput dari gejolak dan
ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa seperti:
– Agresi Militer Belanda.
– Gerakan Separatis : PKI, DI/TII dan lain-lain.
– Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis dengan posisi geografis,
potensi Sumber Daya Alam serta jumlah dan kemampuan penduduk, telah
menempatkan bangsa Indonesia menjadi ajang persaingan dan perebutan
negara-negara besar, sehingga menimbulkan dampak negatif yang dapat
membahayakan kelangsungan dan eksistensi negara Indonesia
Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa
pemerintahan Republik Indonesia pada saat itu juga. hal itu menunjukan
bangsa Indonesia mempunyai keuletan dan kemampuan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, sehingga dapat menghadapi
Ancaman, Gangguan , Hambatan dan Tantangan.
Posisi geografis Indinesia menjadikan Indonesia sebagai negara untuk
ajang persaingan. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung
memberikan dampak negatif bagi segala aspek kehidupan dan membahayakan
eksistensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan
gangguan dari manapun datangnya.
Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai UUD 1945 sebagai
konsutitusinya, dimana system pemerintahan negara tertuang di dalamnya.
Sehingga kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan Nasional yang didasari oleh :
– Pancasila sebagai landasan idiil.
– UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil.
– Wawasan Nusantara sebagai landasan visional
Tujuan Nasional
- Memberikan kepastian dan perlidungan hukum terhadap semua warga negara tanpa diskriminatif.
- Menyediakan fasilitas umum yang memadai yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
- Menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh tanah air.
- Memberikan biaya pendidikan gratis terhadap seluruh jenjang pendidikan bagi seluruh warga negara.
- Menyediakan infrastruktur serta sarana transportasi yang memadai dan menunjang tingkat perekonomian rakyat.
- Menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap jumlah angkatan kerja
dalam rangka penghidupan yang layak bagi seluruh warga negara.
- Mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta berpartisipasi aktif dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia.
Filosofi Ketahan Nasional
Pemikiran Indonesia mempunyai cara berbagai ragam yang mempengaruhinya.
Kesukuan disetiap wilayah Indonesia bermacam-macam. Budaya melingkupi
cara berpikir manusia Indonesia. Tidak terbayangkan banyaknya perbedaan.
Negara mana terbesar dari suku dan bahasa terbanyak? Pastinya di
Indonesia. Perlu diingat bahwa orang Indonesia telah mengalami trans
budaya yang lebih berkembang. Adanya kesukukan dan pengaruh Portugal,
Ingris, Arab, China, Persia, India. Mengapa Indonesia begitu sangat
terbuka, dan didatangi oleh dari seluruh penjuru dunia. Alasan cuma satu
yaitu, Indonesia adalah surga. Entah spekulasi Plato tentang Atlantis
dan setelah diselidiki adalah berada di Indonesia. Surga dalam konotasi
yang lebih tepat adalah harapan, kemakmuran, impian, bayangan keindahan.
Bisa ditanyakan arti surga untuk bayangan orang Ingris, atau Eropa pada
umumnya.
Mereka mempunyai perasaan menyenangkan sekali bila menemui matahari.
Tidak salah mereka seharian berjemur di pinggir pantai. Mereka merasakan
bahwa kehangatan tidak dapat di dapatkan selama setahun. Eropa pada
umumnya mempunyai 4 musim, yaitu musim semi, gugur, dingin, dan panas.
Pada musim keseluruhannya di malam hari sangat dingin. Jadi di mana bisa
menemui panas? Mereka merendam seharian dengan air hangat. Mereka tahu
bahwa kondisi badan akan muda sakit. Berendam air panas salah satu yang
bisa mereka lakukan.
Bayangan tentang surga ada di Indonesia adalah tidak benar bila masuk
pada konsepsi kepentingan asing ingin menguasai. Untung saja pemikiran
orang Indonesia lebih pintar, walau kepintaran orang Indonesia adalah
orang Padang. Mereka suku yang mempunyai filosofi yang menarik. Banyak
ungkapan membuat logis-logisme. Mereka tahu cara mereka lebih unggul.
Tidak terbayangkan negara sebesar ini tidak ada suku sepintar Padang.
Ada singkatan dari setiap Suku Indonesia, Padang adalah,"Pandai Dagang."
Merekalah pendiri bangsa ini. Dari nama pendiri negara ini adalah orang
Padang yaitu, Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, Nasir, Haji Agus Salim,
mereka negosiator unggul luar biasa dalam perundingan tingkat tinggi.
Negara ini supaya tidak dirugikan dari setiap perjanjian internasional.
Ditambah orang-orang Jawa lebih memimpin, ada ungkapan juga mengenai
orang Jawa,"Jaga Wibawa." Nyatanya presiden Indonesia adalah orang
Jawa. Memang mereka memiliki pembawaan yang santai, senyum walaupun
kesal dengan siapapun atau tidak disukainya. Model kepemimpinan orang
Jawa lebih langgeng. Terbukti juga sekali orang bukan jawa memimpin
cepat sekali digantikan. Faktor budaya mempengaruhi pembawaan politik.
Tidak heran Jawa menduduki rengking tertinggi untuk memimpin di
Indonesia.
Jawa memiliki tata krama yang tinggi. Mereka sudah mempunyai aturan yang
sangat sopan. Tindak-tanduk mereka terlihat bersahabat walau tidak
menyukai. Budaya mereka sudah secara tidak langsung mengajarkan politik.
Perdagangan Jawa tidak terlalu terkenal. Perdagangan maju karena ada
budaya China masuk menduduki untuk berdagang, jadilah Cina-Jawa. Mereka
sekarang dari sintesis Cina-Jawa dengan adanya perkawinan banyak
diantara mereka menjadi konlongmerat. Sintesis Cina-Jawa pertemuan
antara kebudayaan membawa perubahan perekonomian. Walau tidak menyeluruh
namun Cina-Jawa keturunan memegang kuat perekonomian di Indonesia.
Faktor sistesis budaya berhasil menyempurnakan cara berbisnis.
Filosofi,"alon-alon asal kelakon." (Pelan-pelan asal dilakukan) Hal
tersebut ciri kedaerahan tersendiri. Menciptakan kesungguhan dalam
melakukan apa saja. Tidak perlu cepat-cepat, tidak perlu memaksa.
Pemikiran Indonesia adalah sistesis budaya multi etnis, antara
kedaerahan dan pendatang, Cina, Eropa, Arab. Pada pertautannya membuat
cara berpikir menyesuaikan kondisi. Karena tidak ada 100% aliran
filsafat tanpa perkawinan ganda di Indonesia. Dari filsuf R.Ngabehi
Ronggowarsito dengan penuh sistesis antara Hinduisme, Budhisme,
Islamisme dengan menguasai Tasawuf, dan menggabungkannya melahirkan
Kejawen. Penyebutan Kejawen disebabkan sistesis budaya pendatang dan
keyakinan lokal Jawa. Tokoh Ronggowarsito sudah menjadi rujukan orang
Jawa dalam keyakinannya. Walau itu Filsafat Prakemerdekaan Indonesia,
pemikirannya masih hidup ditengah-tengah Jawa modernitas sekarang.
Perkembangan pemikiran orang Jawa sangat lambat, mereka asik mengolah
rasa. Mengolah cara-cara orang tua terdahulu. Mereka selalu
menghormatinya dan 'laku' yaitu sikap hanya melakukan untuk sampai pada
spiritual tertentu. Manusia harus 'manut' yaitu, manusia ya harus taat,
menurut apa yang diajarkan. Berdasarkan ajaran dari turun temurun
mendengar dan laku. Memang terlihat setelah Ronggowarsito tidak ada
filsuf lainnya, dikarenakan konsep-konsep turun termurun tanpa tulisan.
Ditambah tulisan, atau buku itu sangat dijaga. Tidak boleh semua orang
boleh melihat, apa memegang untuk membacanya. Oleh sebab itu pemikiran
orang Jawa masih asik dengan pemikiran Ronggowarsito. Bila ditanya, apa
Filsafat Jawa? Ya hanya Ronggowarsito.
Peralihan kerajaan lalu menjadi Negara Indonesia memakan waktu yang
sangat lama. Salah satunya perkembangan pendidikan orang Indonesia tidak
ada yang terbaik. Orang yang boleh sekolah adalah orang bergelar
Bangsawan Keraton, atau seorang anak pedagang yang kaya. Lebih dari itu
tidak ada pendidikan pada kaum pribumi. Kalangan Pribumi adalah kalangan
buruh, petani, kelas bawah yang tak cocok untuk berpikir. Pemisahan
antara kaum jelatah dan kaum bangsawan dimulai dari pemikiran Hindu
dengan memberikan kasta atau tingkatan bermasyarakat. Dikenal dengan
kaum Sudra, Ksatria, Bharahmana. Sudra yaitu, buruh, pengemis, pelacur.
Waisa yaitu, orang pekerja, berdagang. Ksatria, raja, pangeran, putri,
pejabat, politikus. Bharahmana adalah orang pemimpin spiritual, orang
berilmu, menjadi tempat bertanya. Masih dipakai oleh kalangang orang
kerajaan hingga saat ini. Merekalah membuat terjajahnya negeri ini,
mereka memelihara kebodohan dimasyarakat dengan sistematis tekanan
melalui agama dan budaya.
Posisi kemasyarakatan kerajaan di Nusantara ketinggalan, dan termakanlah
oleh Eropa yang sudah berhasil dalam pendidikan untuk semua warganya.
Renainssance sudah pada abad 13-14 berlangsung sedang di nusantara pada
pendidikan masyarakatnya masih pendidikan dari orang tua. Pesantren
sudah termasuk bagus, namun keilmuan agama keislaman tidak cukup melawan
pengaruh Barat. Tidak ada program besar dari kerajaan. Orang Barat
pemikirannya pada waktu itu sudah menghasilkan Doktor. Sedang di
Indonesia seperti Soekarno, dan Hatta masih belajar pada tahun 1933.
Masih perlu pemikiran yang lebih banyak lagi untuk membangun bangsa
Indonesia.
Soekarno menghasilkan karya "Di Bawah Bendera Revolusi" pada tahun 1960.
Buku tersebut tentang pemikiran Ideologi mensintesiskan Nasionalisme,
Islamisme, dan Komunisme. Pemikiran yang masih semangat tentang "ruh
perubahan nation atau kebangsaan telah hadir diseluruh negeri." Semangat
karena "ruh-ruh" sebuah kebangsaan mesti ada yaitu dengan adanya
prinsip kebangsaan bangkit. Hadirlah pemahaman Nasionalisme, namun tidak
bisa rasanya hadir sebuah "nation" tanpa adanya keyakinan. Dalam
keyakinanlah bahwa kebersamaan itu akan hidup, keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa ada di Islam, maka Islamisme juga dibutuhkan untuk
membangkitkan negara ini. Karena Tuhan telah dipersatukan dalam negara
penuh perbedaan. Indonesia juga membutuhkan perekonomian yang merata,
dan tidak ada sikap kelas bawah dan tuan tanah saling menguasai. Rakyat
Indonesia harus mempunyai prinsip Sosialisme, sama rata, perekonomian
dari rakyat untuk rakyat. Pemikiran Soekarno berkembang, dan mendapatkan
perlawanan. Itulah memoar Soekarno memecahkan tradisi orang Jawa yang
mendengar dan laku.
Lahir juga pada Filsafat Pancasila, namun bagi saya tidak terlalu
menarik. Mungkin nantinya akan tuliskan lebih jauh mengenai itu. Pada
prinsip lebih akademis ketimbang penganut pada prinsip filsafat
tertentu. Pemahaman Filsafat Pancasila adalah pencarian anak Indonesia
dalam mempertanyakan Filsafat Indonesia itu seperti apa? Dan bagaimana?
Lahirlah konsep Pancasilaisme. Sungguh tidak sangat menarik pada
pemikiran. Bila ingin membangun militer, dan bangsa tidak ada artinya.
Sebab, proses akhir dari penjelasan tentang Filsafat Pancasila
adalah,"bagaimana kemakmuran masyarakat? bagaimana keadilan masyarakat."
Rumusan Pancasilaisme adalah makanan para siswa dasar untuk digiring
agar negara ini tidak kosong-kosong sekali. Bila tidak ada pemahaman
Pancasila lalu mau diajarkan apa? Lebih baik anak-anak itu diajarkan
Matematika, supaya tidak ada korupsi. Pernah Plato menuliskan di akademi
pada 500 tahun Sebelum Masehi,"Dilarang memasuki pintu ini, selain
mengerti Matematika."
Memoar Filsafat Indonesia banyak yang saya pernah membaca salah satunya,
R. Paryana Suryadira. Beliau seorang dokter pernah menjadi kepala
dokter di Rumah Sakit Semarang. Buku yang di tulis,"Alam Pikiran" di
dalamnya penjelasan secara bermacam-macam cabang filsafat untuk
menjelaskan dengan keberadaan kesadaran tentang Tuhan tertinggi. Tentang
manusia berpikir pada alam setan, jin, malaikat, adalah proses berpikir
dan berakhir kepada pemikiran tentang Tuhan. Pengaruh akademis mengenai
tentang otak yang digeluti menjadi ciri filosofis menarik pada
pembacanya. Penyampaian tulisan saya ini diharap dapat membangunkan para
pemikiran Filsafat Keindonesian lebih matang.
Ideologi Negara
Istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh seorang pemikir
perancis yang bernama Antonie Destut de Tracy. Dalam bukunya yang
berjudul Les Elements de I’ideologie ia mengartikan ideology sebagai
ilmu mengenai gagasan atau ide-ide. De Tracy juga membedakan idea tau
gagasan tersebut menjadi dua macam yaitu ide yang sehat dan ide yang
tidak sehat. Ide yang sehat adalah ide yang sesuai dengan realitas atau
sesuai dengan akal budi manusia. Sedangkan ide yang tidak sehat adalah
ide yang tidak sesuai dengan realitas atau akal budi manusia. Menurut De
Tracy ide yang sehatlah yang harus digunakan sebagai pedoman
sehari-hari agar tercipta keadilan dalam masyarakat. Ideologi harus ada
gunanya dalam kehidupan praktis sehari-hari, yaitu memberikan
patokan-patokan untuk melakukan perbaikan keadaan masyarakat.
Dalam arti luas Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir
baik dalam segi kehidupan pribadi ataupun umum. Dalam arti sempit
ideologi adalah pedoman hidup baik dalam berfikir ataupun bertindak
dalam bidang tertentu (sunarso, Hs, 1986). Ideology Negara merupakan
consensus (mayoritas) warga Negara tentang nilai-nilai dasar Negara yang
ingin di wujudkan melalui kehidupan Negara itu (Heuken, 1998). Ideologi
akan mampu bertahan dalam menghadapi perubahan jika mempunyai tiga
dimensi yaitu :
- Dimensi realita yaitu ideology mencerminkan realita kehidupan masyarakat.
- Dimensi Idealisme yaitu kualitas idealism yang terkandung dalam ideology.
- Dimensi Fleksibilitas yaitu kemampuan ideologi untuk mempengaruhi
dan menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat.
Ada beberapa ideology yang berkembang di dunia antara lain :
liberalisme, Marxisme, Sosialisme, Anarkisme, Konservatisme dan
Totalitarianisme.
Terdapat dua tipe ideologi sebagai ideologi suatu negara. Kedua tipe
tersebut adalah ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi
tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang
ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi,
melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus
dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan
berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain. Isinya
dogmatis dan apriori sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi
berdasarkan pengalaman sosial. Karena itu ideologi ini tidak mentolerir
pandangan dunia atau nilai-nilai lain.
Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya berisi
orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan
norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan
dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat.
Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara
apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis. Dengan sendirinya
ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat
dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya
dapat ada dan mengada dalam sistem yang demokratis.
setiap negara berhak dalam memilih sistem pemerintahannya sendiri, di
Indonesia juga pernah menerapkan beberapa sistem pemerintahan.
Namun, yang paling cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia adalah
ideologi terbuka karena dapat berkembang sesuai dengan perubahan atau
dinamika zaman dan menjamin kebebasan warga negaranya dalam mengeluarkan
pendapat sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 28.
Pengertian Ketahan Nasional
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan
ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari
luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat
membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan
negara.
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia
tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang
membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman
tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya
tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini
selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama,
baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus
selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang
akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada
ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau
sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita sudah memperoleh gambarannya.
Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari
wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang
dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan
membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.
Asas-asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional
Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. Ini merupakan
kondisi sebagai prasyaratan utama bagi negara berkembang yang
memfokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
kehidupan negaranya. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung
maupun tidak langsung Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
- Asas kesejahteraan dan keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan
tapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang paling
mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam
kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian
kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam system kehidupan
nasional dan merupakan nilai intrinsic yang ada padanya. Dalam kehidupan
nyatanya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan
menitik beratkan pada kesejahteraan, namun tidak mengabaikan keamanan
yang ada. Sebaliknya memberikan prioritas terhadap keamanan tidak harus
selalu ada, berdampingan pada apapun sebab keduanya merupakan salah satu
parameter tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa dan Negara.
2.Asas komprehensif integral atau meyeluruh terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup seluruh
aspek kehidupan suatu bangsa secara utuh dan menyuluruh dan juga terpadu
atau tersusun dalam bentuk berwujudan persatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi, dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyrakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup
ketahanan segenap aspek kehidupan suatu bangsa secara utuh, menyeluruh
dan terpadu (komprehensif integral).
3. Asas mawas kedalam dan mawas keluar.
Suatu sistem kehidupan nasional merupakan
suatu perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi
disamping itu, system kehidupan nasional juga berinteraksi dari berbagai
lingkungan yang ada disekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul
berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu
diperlukan sikap mawas kedalam dan keluar.
- Mawas kedalam
Mawas kedalam bertujuan untuk menumbuhkan
hakikat, sifar-sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri
berdasarkan suatu nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasioanal mengandung sikap isolasi
(tertutup) atau nasionalisme sempit (chauvinisme).
- Mawas keluar
Mawas keluar bertujuan untuk dapat
mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak
lingkungan yang strategis luar negeri, dan dapat meneria kenyataan
adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia globalisasi
datau dunia internasional. Untuk menjaminnya kepentingan nasional,
kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional agar
memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun
demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama
yang saling menguntungkan bagi bebagai pihak.
4. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan,
kearifan, kebersamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini
diakui adanya suatu perbedaan ayng seharusnya dikembangkan secara serasi
dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak berkembang menjadi
konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan. Bangsa
Indonesia dalam penyelenggaraan asas kekeluargaan untuk pertahanan
negara menganut prinsip berikut:
- Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta memperthankan
kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman.
- Pembelaan negara diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga
negara.
- Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kepada kemerdekaan dan kedaulatannya.
- Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik bebas aktif.
- Bentuk pertahanan negara bersifat semesta dalam arti melibatkan
seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana
nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan.
- Perthanan negara disusun bedasarkan prinsip demokrasi, hak asasi
manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional,
hukum internasional, dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup
berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi geografis
Indonesia sebagai negara kepulauan.
Sumber :
https://lydia14211185.wordpress.com/2013/06/13/ketahanan-nasional-latar-belakang-tujuan-nasional-falsafah-dan-ideologi-negara/
http://pkn-ips.blogspot.com/2014/10/cita-cita-dan-tujuan-nasional.html
http://filosofiindonesia.blogspot.com/
https://lindawati93.wordpress.com/2012/04/22/ideologi/
https://khairulchaniago.wordpress.com/pengertian-arti-definisi-ketahanan-nasional-bangsa-negara-indonesia/
https://nadillaikaputri.wordpress.com/2013/04/27/asas-asas-ketahanan-nasional/